Wednesday, September 9, 2009

STRATEGIC PLANNING

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Penanganan masalah sampah sudah menjadi isu dunia yang harus segera dikritisi dan ditindak lanjuti. Bukan lagi menjadi masalah lokal maupun nasional suatu negara, karena dimana-mana permasalahan ini telah menjadi perhatian khusus pemerintahannya. Di Indonesia sendiri telah banyak kampanye-kampanye untuk penanganan sampah dalam bentuk apapun, mulai dari daur ulang sampah anorganik maupun gerakan-gerakan bersih desa. Namun, kecenderungan masyarakat untuk membuang sampah sembarangan masih tinggi. Bukan berarti mereka tidak mengetahui bagaiman dan dimana sebaiknya membuang sampah, tetapi entah karena faktor malas atau memang mereka kurang peduli terhadap lingkungan yang setiap hari ditempatinya.
Fenomena miris yang terjadi, masyarakat yang membuang sampah sembarangan justru penduduk kota yang notabene mendapat pendidikan dan sosialisasi lebih baik daripada masyarakat desa yang dirasa distribusi pendidikannya masih kurang. Jika kita lihat, orang-orang desa justru lebih sering mengadakan kerja bakti ingkungan dibandingkan dengan orang kota di perumahan. Selain itu biasanya orang kota di tepian kali dan jembatan yang membuang sampah rumah tangga di bantaran sungai dekat rumah mereka. Hal seperti ini yang seharusnya diteliti lebih lanjut, dimana letak kesalahan penyuluhan maupun kampanye-kampanye mengenai sampah di lingkungan perkotaan.
Alasan mengapa mereka sering melakukannya pun beragam. Namun, dapat disimpulkan bahwa perilaku mereka yang seperti itu kebanyakan mengarah pada alasan kepraktisan dan malas. Jika ditanya secara langsung, kebanyakan mereka berkelit lupa dan tidak akan mengulanginya, tapi hal itu akan terulang lagi nantinya. Pembiasaan sejak dini pada anak-anak untuk hidup bersih dan peduli pada lingkungan memang kurang diterapkan di masyarakat kita.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang tersebut, diperoleh bahwa :
1. Masyarakat kota lebih cenderung untuk membuang sampah sembarangan meskipun taraf pendidikan mereka justru lebih tinggi dibanding orang desa.
2. kurang pembiasaan sejak dini pada anak-anak untuk peduli, tanggap, dan berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
3. Kurangnya sosialisasi kepada anak-anak tentang adanya sampah kering dan sampah basah yang seharusnya di pisah.

1.3 Batasan Masalah
Dari masalah-masalah yang ditemukan tentu diperlukan batasan yang akan dikerjakan dan dicari solusinya, karena tidak mungkin keseluruhan masalah akan dapat terselesaikan. Batasan tersebut yaitu :
a. Dalam judul perancangan ini tidak akan dibahas dan dikerjakan mengenai kampanye untuk anak usia pra sekolah, remaja, dan dewasa.
b. Dalam judul perancangan ini tidak akan dibahas lebih lanjut dan diselesaikan solusi mengapa pemerintah tidak peduli terhadap lingkungan khususnya masalah sampah.
c. Pada perancangan ini tidak membahas secara dalam tentang pendampingan orang tua atau guru terhadap anak-anak ketika berada di rumah maupun di sekolah.

1.4 Rumusan Masalah
Dari sedikit uraian diatas, maka didapatkan beberapa permasalahan untuk diangkat dalam studi ini yaitu: “ Bagaimana menciptakan sebuah rangkaian komunikasi visual yang tepat sebagai upaya membangun kesadaran tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya serta membedakan jenis sampah terhadap anak-anak melalui media sehingga dapat membantu penyampaian informasi secara efektif sesuai dengan target ? “.

1.5 Ruang Lingkup
a. Ruang Lingkup Studi
1. Pada perancangan ini penelitian dilakukan dengan cara pendekatan ilmu psikologi, ilmu komunikasi,serta desain komunikasi visual.
2. Pada Perancangan ini target audiens media kampanye yaitu anak-anak usia 8-12 tahun. Analisa audiens dilakukan baik dari segi perkembangan fisik maupun psikologi guna mengetahui sifat dan karakter untuk melakukan pendekatan secara emosional dalam komunikasi tersebut.
3. Pencarian komunikasi yang tepat untuk diaplikasikan pada media kampanye untuk anak.
4. Pada perancangan ini ruang lingkup kampanye ini adalah wilayah Surabaya.


b. Output
Pada judul perancangan ini diharapkan terciptanya outputoutput sebagai berikut :
• Iklan televisi
• Iklan koran
• Iklan majalah
• Liputan di televisi lokal
• Billboard
• Banner
• Internet
• Poster
• Merchandising(buku, sticker, gantungan kunci)

1.6 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas perancangan ini adalah memberikan media kampanye yang tepat dan mudah dipahami oleh anak sehingga pesan tersampaikan. Tujuan utama kampanye adalah melakukan pembelajaran sejak masih usia dini dan diharapkan bisa membentuk mental anak-anak supaya dapat membangun kesadaran tentang pentingnya kebiasaan membuang sampah pada tempatnya serta membedakan jenis sampah.

1.7 Manfaat Penelitian
Sebuah perancangan media komunikasi visual kampanye bisa masuk dalam ilmu komunikasi visual, dimana dalam penerapannya dapat memberikan pesan kepada audiens melalui dukungan visual yang lebih mudah dicerna daripada panca indra lainnya. Judul ini diharapkan dapat menjadi sebuah perwakilan dari kompetensi diri selama menjalankan studi, serta nantinya menjadi suatu kebanggaan bagi jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

BAB II
STUDI PUSTAKA


2.1. Kajian tentang Sampah
2.1.1 Pengertian Sampah
"Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan". Berdasarkan kamus istilah lingkungan (1994).
Sampah dapat berada pada setiap fase materi padat, cair, atau gas. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

2.1.2 Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan
a. Dampak terhadap Kesehatan
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
• Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah.
• Penyakit jamur dapat juga menyebar, misalnya jamur kulit.
• Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.
b. Dampak terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
c. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
• Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
• Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
• Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
• Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
• Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air.

2.1.3 Sumber-sumber Sampah
Antara lain rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar dll.

2.1.4 Jenis-jenis Sampah
1. Berdasarkan sumbernya, yaitu Sampah alam, Sampah manusia, Sampah konsumsi, Sampah nuklir, Sampah industri, Sampah pertambangan.
2. Secara umum, sampah padat dapat dibagi 3, yaitu :
• Sampah Anorganik/kering, contohnya logam, besi, kaleng, plastik, kertas, koran, karton, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami pembususkan secara alami.
• Sampah Organik/basah, contohnya sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
• Sampah berbahaya, contohnya Baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll.
3. Sampah Manusia, seperti feses dan urin.
4. Sampah Konsumsi
5. Sampah nuklir

2.2 Kajian tentang Anak
2.2.1 Teori Tentang Anak-anak
Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat di mana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, antara usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk wanita dan empat belas tahun untuk pria. Setelah anak matang secara seksual, maka ia disebut remaja.
Anak didefinisikan sebagai manusia yang berusia 18 bulan sampai 13 tahun. Masa anak adalah satu tahapan utama dalam perkembangan manusia. (Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 3, PT. Cipta Adi Pustaka, Jakarta).
Prof. Kohnstamm dalam bukunya Pribadi dalam Perkembangan (Persoonlijkheid in Wording) membagi-bagi masa perkembangan dilihat dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia seperti pembagian di bawah ini :
Pada anak usia sekolah dasar, anak-anak cenderung mengungkapkan sesuatu dengan lebih jujur dalam ungkapannya yang disebabkan oleh keinginan dan harapan untuk mengalami sesuatu yang unik. Menurut para ahli anak –anak pada usia 8-12 tahun merupakan pengamat yang teliti dan serius karena pandangan yang realistis terhadap dunia, serta perhatian yang serius terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitar mereka, serta anak usia 8-10 tahun mulai mampu mempertimbangkan pandangannya sendiridan pandangan orang lain secara bersamaan. (Desmita,” Psikologi Perkembangan”Bandung; Rosda Karya,2005).

2.2.2 Perkembangan Anak
Perkembangan Fisik (Motorik)
• Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
• Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan motorik kasar merupakan kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar.
• Perkembangan Emosi
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya.
• Perkembangan Kognitif
Pada aspek koginitif, perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya.
• Perkembangan Psikososial
Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman sebayanya.

2.2.3 Kemampuan Anak pada Usia 6-13 tahapan Sekolah Dasar
1. Periode Sekolah Dasar Tahun Pertama dan Kedua (Usia 6-7 Tahun)
• Mampu membaca beberapa cerita yang terkenal
• Mampu mengucapkan kata yang belum/baru dikenal
• Menggunakan gambar atau kata-kata untuk mengungkapkan kalimat yang baru dikenal
• Menggunakan beberapa tanda baca yang telah dikenal dan huruf kapital dalam tulisannya
2. Periode Sekolah Dasar Tahun Ketiga dan Keempat (Usia 7-8 Tahun)
• Membaca buku lebih lama tanpa bantuan
• Membaca buku dengan keras disertai mimik dan ekspresi
• Menggunakan bahasa dan gambar untuk mengungkapkan kalimat yang belum dikenal
• Memahami konsep paragraf dan mulai diterapkannya dalam menulis
• Menggunakan tanda baca dengan benar
3. Periode Sekolah Tingkat 4-8 (Usia 8-13 Tahun)
• Mengeksplorasi dan memahami berbagai jenis tulisan seperti bibliografi, puisi, dan cerita fiksi
• Mengeksplorasi dan memahami jenis tulisan bergaya narasi, persuasi dan eksposisi
• Membaca kemudian menarik kesimpulan dari sebuah bacaan, contoh buku pelajaran
• Mengidentifikasi jenis pidato dan gaya bahasa (seperti metafora)
• Mengidentifikasi secara tepat unsur penting dari suatu cerita seperti waktu, tempat, plot, permasalahan

2.3 Kajian Komunikasi Visual
2.3.1 Pengertian Komunikasi
Dalam sisi psikologi, pakar psikologi komunikasi mengartikan komunikasi sebagai ”The procees by which a individual (the communicator) transmits stiuli (usually verbal) to modify the behaviour of other individuals (audiences)”. Dalam kamus psikologi, Dictionary Behavioural Science, disebutkan 6 pengertian komunikasi, yaitu :
1. Sampainya perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti halnya sistem syaraf atau penyampaian gelombang suara.
2. Penyampaian atau penerimaan sinyal ataupesan oleh organisme.
3. Pesan yang disampaikan.
4. Proses dimana satu system mempengaruhi system yang lain melalaui pengaturan –pengaturan sinyal yang disampaikan (teori komunikasi).
5. Pengaruh suatu pesona wilayah satu dengan wilayah lain sehingga perubahan dalam suatu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain.
6. Pesan pasien dalam psikoterapi.

2.3.2 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi pada hakekatnya adalah suatu perencanaan serta manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktek operasionalnya.
Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana mengubah sikap,
b. Mengubah opini,
c. Mengubah perilaku.

2.3.3 Komunikasi Massa
Dalam melakukan sebuah kampanye iklan berarti kita melakukan sebuah kegiatan komunikasi yang bersifat massa. Hal ini berarti komunikasi yang tidak langsung tetapi melalui media yang disampaikan kepada publik, dijelaskan sebagai berikut :
“Pada komunikasi interpersonal unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa, unsur istilah yang penting.” Artinya jika kita berbicara dengan teman, pesan yang disampaikan tidak berstruktur, tidak sistematis, dan sukar disimpan dan dilihat kembali. Jika didalam komunikasi interpersonal yang menentukan efektifitas bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusiawi. Sedangkan dalam komunikasi massa yang menentukan adalah struktur.

2.3.4 Komunikasi Terhadap Anak-anak
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan agar suatu produk / jasa dapat sukses membidik pasar anak adalah sebagai berikut :
1. Attention
Seberapa jauh anak atau orang tuanya tertarik pada produk / jasa untuk anak yang dikemas sesuai dengan keinginan anak-anak dan juga sesuai dengan keinginan orang tua untuk mendapatkan apa yang ditawarkan oleh produk / jasa tersebut.
2. Comprehension
Seberapa jauh suatu konsep dapat dengan mudah dimengerti oleh anak-anak. Anak dengan usia 7 tahun kebawah sangat peduli dengan visualisasi yang mudah dimengerti. Konsep untuk anak usia 7 tahun keatas harus lebih integrative karena mereka mempunyai kemampuan kognitif dan tertarik pada isi verbal.
3. Involvment
Seberapa jauh anak-anak bisa dilibatkan, yang akan menentukan disini keterlibatan itu adalah bagaimana produk / jasa atau program diberikan dengan fun, play value, pleasure, taste, dan sebagainya.



2.3.5 Visual
Pembahasan mengenai pesan non verbal atau visualsanagt penting karena dapat mempengaruhi proses penciptaan visual dalam kampanye yang akan dirancang. Pesan non verbal berfungsi antara lain untuk repetisi , subtitusi, kontradiksi, komplemen, aksentuasi

2.4 Kajian Periklanan
2.4.1 Media
Media periklanan meliputi segenap yang dapat memuat serta membawa pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak. Hampir semua jenis media didarat, laut, serta angkasa telah dapat dimanfaatkan untuk dapat mendekati target segment. Diperlukan kecermatan dalam pemilihan untuk beriklan, sehingga benar-benar dapat diandalkan. Berikut adalah jenis-jenis media iklan:
a. Above The Line
Disebut juga iklan yang mengharuskan pengiklan untuk mengeluarkan komisi, dan biro iklan yang mengelolanya harus mendapatkan pengakuan dari lembaga asosiasi pemilik media. Misalnya saja :
1. Televisi
2. Press/ pers (koran/majalah)
3. Radio
4. Lembaga jasa outdoor/ luar ruang
5. Bioskop/cinema
b. Below The Line
Iklan pada media ini tidak memerlukan pengeluaran biaya khusus dalam beriklan. Misalnya saja iklan dalam pameran/eksebisi, direct mail, yang dikirim langsung kerumah-rumah melalui pos, catalog, literatur, dll. Iklan pada media memiliki banyak kelebihan, karena masyarakat dapat mengambil manfaatnya, contoh nyata adalah kemasan/packaging yang menjadi point of sale.
Contoh below the line yang banyak dipakai adalah:
1. Poster
2. Buletin
3. Brosur/bookle
4. Sticker
5. Stand/counter penjualan, dll.

c. Trough The Line
Trough the line adalah pemanfaatan semua media yang ada berdasarkan Point of contact yang sesuai dengan perilaku konsumen untuk mencapai tujuan sosialisasi periklanan. Point of contact adalah penelusuran kegiatan target segment sehari-hari, sehingga memungkinkan kita untuk menemukan media apa saja yang efektif.
Pemanfaatan Point of contact yang sesuai dengan perilaku konsumen mempermudah pencapaian tujuan dari sosialisasi.

2.5 Media Komunikasi Visual
Media komunikasi visual yang digunakan dapat berupa iklan majalah, iklan televisi, poster, dan selebaran. Media-media tersebut merupakan produk-produk yang bisa dihasilkan dari pekerjaan desain komunikasi visual dan termasuk katagori dokumen yang bersifat persuasif. Selain itu, ada beberapa media yang bersifat persuasif ini antara lain adalah iklan, undangan, permohonan undangan, prospectus, brosur.
Selain dokumen yang bersifat persuasif produk-produk lain yang bisa dihasilkan dari pekerjaan desain komunikasi visual dapat dikelompokkan dalam beberapa katagori, antara lain :
1. Dokumen yang menunjukkan identitas , seperti kartu nama, sertifikat dan ijazah, label dan tag.
2. Dokumen yang memberikan Informasi, seperti brosur, rencana pengajaran, proposal, jadwal, daftar produk, program, lembaran kerja, laporan.
3. Publikasi berkala dan tidak berkala, seperti newsletter, majalah, laporan penelitian, jurnal, bulletin, tabloid, koran dinding, pengumuman.
4. Dokumen yang menghendaki jawaban, seperti daftar isian riwayat hidup, formulir, lembar soal, kuesioner, lembar isian.
5. Dokumen yang memberikan referensi, seperti kalender, direktori, buku telepon, daftar barang, jadwal, buku alamat.
6. Dokumen yang menunjukkan suatu proses, seperti kurikulum, manual kerja, manual latihan, prosedur latihan, petunjuk, resep masakan.
Karena media tersebut termasuk produk dari desain komunikasi visual maka perlulah kiranya untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual serta hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan poster itu sendiri, antara lain Prinsip-prinsip Desain Grafis, Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual dan Cara Pembuatan Media Komunikasi Visual Poster.

2.5.1 Prinsip-prinsip Desain Komunikasi Visual
Prinsip-prinsip yang diperlukan dalam suatu desain grafis adalah Kesederhanaan, Keseimbangan, Kesatuan, Penekanan (aksentuasi), Irama (repetisi).

2.5.2 Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual
Yang termasuk elemen-elemen desain grafis antara lain adalah Garis, Bentuk, Ruang, Tekstur , serta Warna.


BAB III
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN


3.1 Segmentasi, Target Audiensi, dan Positioning
Segmentasi sasaran dikhususkan pada siswa sekolah dasar, karena anak SD masih mudah belajar dan taat peraturan. Semakin dini usia audiens, maka diharapkan ada pemahaman secara penuh tentang kebiasaan baik membuang sampah pada tempatnya. Sehingga semakin masuk tertanam pada benak mereka dan berjalan lebih efektif.
Karakteristik target audience:
Demografis : laki-laki dan perempuan
: usia 7 – 12 tahun
: Pelajar dengan pendidikan SD
Geografis : perkotaan (Surabaya)
Psikografis : SES menengah ke atas
: kegiatan sehari-hari sekolah & aktif berkegiatan
: suka bermain, berkelompok
: banyak menghabiskan waktu di luar ruangan, bermain bersama
AIO : activity (belajar, bermain); interest (permainan, tokoh kartun); opini (-).
Positioning kampanye ini sebagai penggugah hati masyarakat yang disasar pada anak-anak dengan karakteristik target di atas. Agar sadar akan dampak negatif sampah, apalagi bila dibuang sembarangan. Event ini diposisikan sebagai penggerak untuk peduli lingkungan, apalagi isu eco live semakin gencar.

3.2 Strategi Perancangan
Analisa SWOT kampanye kebersihan lingkungan “Ayo Bedakan Sampahmu!” :
S (Strength) : Kemauan klien untuk peduli kebersihan lingkungan dengan mengadakan kegiatan kampanye ini sangat kuat.
W (Weakness) : Penggalangan dana untuk kegiatan sosial sperti ini sangat susah. Seharusnya pemerintah mendukung penuh dan mendanai kampanye ini.
O (Opportunity) : Program kampanye untuk kebersihan lingkungan banyak digalakkan, terutama oleh LSM lingkungan hidup, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelangsungan program ini akan banyak yang mendukung apalagi dari pemerintah daerah kota Surabaya.
T (Thread) : Butuh daya dan upaya yang keras untuk menggerakkan kemauan masyarakat agar sudi berperan aktif dalam kegiatan ini karena menyangkut kebiasaan perilaku.
3.2.1 Strategi Komunikasi
Kampanye Gerakan Buang Sampah ini ditujukan kepada siswa SD yang mudah belajar, sehingga mereka peduli dan tanggap terhadap sampah di lingkungannya. Kampanye ini diadakan untuk mendukung program kebersihan dan pertamanan kota. Agar konsep ini menarik, dibuat gerakan “Ayo Bedakan Sampahmu!”, yaitu membedakan sampah organik dan anorganik pada tempat sampah yang sudah diberi label khusus sebagai pembeda tempat sampah. Pada launching awal event ini benar-benar ditanamkan pentingnya membuang sampah, agar kesadaran adik-adik SD ini tersentuh, dan diharapkan gerakan ini dapat belangsung selamanya.
Penggunaan keyword “Ayo Bedakan Sampahmu!” digunakan karena biasanya kalimat ajakan seperti ini yang tidak memerintah secara kasar tetapi mengajak dengan halus dan bersahabat biasanya lebih didengar anak-anak.

3.2.2 Strategi Visual
• Adanya tokoh karakter sebagai penyampai pesan dengan visual yang lucu dan sederhana.
• Penggunaan layout dan warna-warna cerah untuk anak-anak
• Perbedaan warna sebagai pembeda tempat sampah organik dengan anorganik yang dikemas dengan image karakternya.

3.2.3 Studi Komparator dan Kompetitor
Untuk studi kompetitor kami belum menemukan hal yang sama persis di Surabaya. Namun, untuk komparator, di sebuah SMA di kabupaten Gresik juga telah ada kegiatan pembedaan tempat sampah antara organik dengan anorganik sejak 2 tahun lalu. Tetapi di sana kurang berjalan baik meski tempatnya sudah dibedakan, masih juga ada siswa nakal dan usil yang pada usianya lebih cenderung membangkang.

3.2.4 Indikator Keberhasilan
• Anak-anak usia sekolah dasar paham benar tentang dampak negatif sampah di lingkungan, khususnya untuk mereka.
• Anak-anak usia sekolah dasar yang cepat belajar peduli dan tanggap pada fenomena sampah di lingkungannya.
• Anak-anak mengerti benar pemisahan sampah organik dan anorganik.
• Kebersihan lingkungan sekolah dasar yang dituju meningkat.


3.2.5 Jangka Waktu
Dari awal kemunculan kampanye ini, akan di evaluasi pada tiga bulan pertama untuk melihat sikap dan antusias anak-anak sekolah dasar tersebut. Kemudian tiga bulan setelah itu dapat dilakukan kampanye biasa. Momentum awal dapat dibarengkan dengan hari bumi.

3.3 Strategi Perencanaan Iklan
• Jenis audiensi iklan : untuk consumer
• Tipe pengiklan : local
• Fungsi iklan : non produk, direct action, primary add

3.3.1 Klasifikasi dan Perencanaan Iklan
Awal strategi periklanan kampanye ini, diadakan spesial event dibeberapa sekolah dasar di kota Surabaya yang dirasa masih kurang kebersihannya. Di sini akan digunakan beberapa media, baik lini bawah maupun lini atas. Fungsinya juga sebagai pencitraan.
Pada tiga bulan pertama diadakan evaluasi yang juga menggunakan media iklan dan merchandising. Untuk 2x3 bulan berikutnya hanya menggunakan belanja iklan cetak saja agar dapat diketahui masyarakat.
3.3.2 Perencanaan Media dan Budget
1. Event kampanye
Above the line : Belanja iklan televisi, iklan koran, iklan majalah dan liputan di televisi lokal, billboard.
Below the line : Banner, internet, poster, dan merchandising(buku, sticker, gantungan kunci)
Budget awal menghabiskan 70% dari total biaya yang dimiliki karena pengeluaran banyak pada belanja iklan.
2. Tiga bulan pertama
Belanja iklan, koran, majalah anak dan merchandising.
Menghabiskan kurang lebih 14% dari total biaya yang dimiliki.
3. 2x3 bulan selanjutnya
Hanya digunakan untuk belanja iklan, koran, dan majalah anak karena hanya sebagai pemberian tahuan kepada masyarakat.

0 comments:

Post a Comment