Thursday, November 19, 2009

Youth Culture

Analisa Film Berdasarkan Youth Culture



Sinopsis Film 30 hari Mencari Cinta :
Judul Film                      : 30 hari Mencari Cinta
Tahun                            : 2004
Diterbitkan oleh             : Rexinema
Jenis Film                      : Comedy/romantic

Penulis Skrip                 : Upi Avianto
Pemeran Film               : Agnes, Dinna Olivia, Nirina Zubir, Rivaldo Stokhorst, Vino Govianni, Aga, Eross   Candra(so7)

                                   Tiga orang wanita yang bersahabat sejak di SMA: Keke, Gwen dan Olin, ketika kuliah tinggal bersama di rumah milik orangtua Olin. Keke kuliah di jurusan PR, Olin di Bisnis, dan Gwen ambil Desain Grafis. Sepulang kuliah mereka nongkrong di cafe penjual pizza, lalu menyewa VCD dan nonton bersama di rumah. Itulah kegiatan rutin mereka setiap hari.

                                    Suatu hari, seusai menonton VCD romantis, Keke menangis tersedu-sedu karena baru menyadari bahwa mereka hidup tanpa cowok, atau pacar. Ketiganya seperti terbangun dari tidur yang panjang. Mereka sadar bahwa satu-satunya cowok yang dekat dengan mereka adalah Bono, cowok tetangga yang keren, tapi cara berpikirnya seperti orang yang lahir dari planet berbeda.

                                  Keinginan mereka untuk punya cowok semakin bulat, setelah geng musuh yang dipimpin Barbara menyebut mereka lesbian! Akhirnya mereka sepakat akan go public. Mulai Jumat depan, mereka akandugem di club yang paling top dengan target mencari pacar. Menjelang "Jumat Gaul" perdana, mereka sibuk mencari baju, meniru gaya dandan yang lagi trend, belajar gaya disko paling mutakhir dari MTV, yang penting bisa tampil gaya.

                                  Ternyata Jumat itu tidak seperti yang mereka impikan. Gaya disko mereka ternyata bikin rusuh. Keke menumpahkan minuman ke pangkuan seorang cowok. Gwen yang pakai sepatu tinggi, jatuh terjerembab di depan cowok-cowok. Sementara Olin penyakit asmanya kambuh sehingga bikin repot orang banyak. Hasilnya, boro-boro dapat pacar, cowok-cowok pun tak ada yang tertarik pada mereka.

                                  Mereka lalu taruhan, dalam waktu 30 hari harus punya pacar. Niat yang awalnya dijalani secara fun akhirnya berkembang jadi serius. Akhirnya banyak kegiatan yang biasa mereka lakukan bersama, sudah ditinggalkan. Masing-masing sibuk mencari cara tercepat untuk mendapatkan cowok. Dalam urusan mencari cowok ini membuat hubungan mereka jadi renggang. Hidup mereka penuh kepura-puraan. Ada yang pura-pura kencan dengan cowok, padahal cuma nonton sendirian di bioskop. Semua itu membuat mereka semakin jauh dan kesepian.

                                    Di minggu ketiga mereka sudah mendapatkan cowok yang kira-kira cocok, tapi bukan berarti tanpa masalah. Olin kesengsem berat pada Erik yang tampangnya mirip bintang F4, Jerry Yan, tapi pemuda pemalu yang lemah lembut ini belum juga menyatakan cintanya. Sementara Keke dibuat pusing dengan ulah Brian yang selalu terobsesi pada urusan seks. Gwen menjalin hubungan dengan Axel, anggota band metal, yang peminum alkohol dan bau badan karena jarang mandi.

                                   Ternyata punya cowok sama buruknya dengan tidak punya. Ketiganya sedih dan saling merindukan saru sama lain. Tepat di hari ke-30 ketiganya saling jujur dan terbuka mengungkap apa yang sebenarnya terjadi selama ini.




Analisa Film :
Dalam film 30 hari Mencari Cinta, terdapat banyak masalah yang terjadi serta muncul berbagai konflik mulai dari konflik ringan maupun berat. Film ini berusaha untuk mengangkat beberapa masalah yang terjadi dalam kehidupan anak muda di kesehariannya. Masalah yang diangkat dalam film ini antara lain adalah masalah persahabatan, percintaan, budaya keseharian, dan masalah mental.
Masalah persahabatan di sini terjadi ketika mereka bertiga (Nirina sebagai Gwen, Dinna sebagai Keke, Maria sebagai Olin) menjalin sebuah persahabatan yang erat dan mereka dan tinggal serumah. Hingga pada akhirnya ada salah seorang temen mereka yang menganggap mereka bertiga sebagai cewek lesbian. Di sinilah konflik mulai terjadi, mereka tidak terima ketika dianggap sebagai cewek lesbian. Akhirnya mereka memutuskan sebuah perjanjian untuk bersaing dalam mencari cinta dalam waktu 30 hari. Selama 30 hari perjalanan persaingan pencarian cinta, mereka banyak sekali menemukan hambatan dan rintangan. Setiap cowok yang mereka “gaet”, mereka selalu mendapatkan cowok yang tidak benar. Mereka benar-benar merasa ketidaknyamanan itu dan akhirnya mereka saling meminta maaf dan kembali menjalin persahabatan yang sempat pecah karena pesaingan pencarian cinta.
 Masalah persahabatan yang diangkat dalam film 30 hari Mencari Cinta, banyak sekali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya kebanyakan para anak muda melakukan persaingan  dalam hal pencarian cinta. Bahkan mereka rela mengorbankan sebuah persahabatan atau pun keluarga untuk mendapatkan cintanya. Dan ujung-ujungnya pasti akan berakhir dengan permusuhan. Pada kenyataannya hal ini sebenarnya tidak perlu dilakukan oleh anak muda. Memang segalanya membutuhkan cinta, namun cinta bukanlah segalanya. Jadi cinta itu akan datang disaat yang tepat dan tidak perlu kita mengorbankan sebuah persahabatan hanya karena masalah cinta.
Masalah Percintaan di sini terjadi ketika mereka berusaha untuk mencari cinta dengan cara persaingan yang tidak sehat atau kesannya seperti taruhan yang  pada akhirnya  bukanlah cinta yang mereka dapatkan namun rasa ketidaknyamanan dan perpecahan persahabatan. Masalah ini sama halnya dengan apa yang di alami anak muda dalam kehidupan sehari-hari. Segala sesuatunya yang diawali dengan niatan yang buruk maka hasilnya akan buruk juga. Sehingga jika kita ingin berhasil mendapatkan cinta harus dilakukan dengan cara yang sehat dan tanpa melakukan sebuah persaingan.
Film ini banyak sekali mengangkat masalah budaya anak muda dalam kesehariannya. Film ini menampilkan anak muda yang kebanyakan selalu menyelesaikan masalahnya dengan cara persaingan yang tidak sehat. Tak ada yang mau mengalah dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Kebanyakan anak muda merasa bangga dan senang jika dianggap hebat karena memenangkan suatu persaingan, namun ketika mereka mengalami kekalahan, mental mereka langsung mengalami penurunan dan cenderung tidak mau menerima atas kekalahan itu. Masalah budaya anak muda yang lainnya adalah film ini juga memunculkan setting di tempat-tempat clubbing atau dugem. Saat ini banyak para anak muda yang sudah berani menginjakkan kakinya di dunia clubbing yang kebanyakan akan memberikan dampak negatif terhadap anak muda.

Sisi positif dan negatif film dari film 30 hari Mencari Cinta
Sisi Positif
·         Sisi positifnya film ini adalah dapat mengangkat beberapa masalah yang terjadi di kalangan anak muda
·         Muncul berbagai konflik-konflik yang menarik yang timbul akibat beberapa masalah
·         Film ini juga mengangkat ide cerita yang menarik yang belum pernah diangkat pada film-film sebelumnya
·         Film ini banyak mengajarkan kepada anak muda apa arti sebuah persahabatan sehingga anak muda tidak perlu mengorbankan sebuah persahabatan hanya karena masalah cinta

Sisi Negatif
·         Sisi negatif film ini adalah film ini memunculkan adegan yang mendekati ke arah seksual. Hal inilah yang akan membuat anak muda mencontoh adegan dalam film ini sehingga anak muda akan mengalami couriousity atau dewasa sebelum waktunya.
Pengaruh film 30 hari Mencari Cinta terhadap Anak Muda
Film ini sebenarnya tidak memberikan pengaruh terhadap anak muda, justru sebaliknya film ini yang mengangkat masalah yang ada di kalangan anak muda saat ini. Selain itu kebanyakan tanyangan audio visual yang memberikan dampak negatif terhadap anak muda adalah tayangan sinetron televisi bukan film bioskop. Namun jika dilihat dari segi persahabatan, film ini dapat memberikan gambaran kepada anak muda yaitu janganlah terlalu cepat untuk memutuskan segala sesuatu demi percintaan hingga pada akhirnya harus mengorbankan sebuah persahabatan.



*ordinarypeoplewithextraordinaryidea ;)
Huaaaaa..
maaa aaavv semuanyaaaa...
td malem wktu mw ngwpos ternyata q ketiduraaan.. & dr jm4 tadi bangun langsung buka loputopu tercinta, mw ngepost, ternyata filenya gak bisa dibukaaaa...
huaaaaa..
piye iki???


*ordinarypeoplewithextraordinaryidea ;)

Thursday, October 15, 2009

TREND 2000-AN!

KENDARAAN
- Sepeda motor matic : ...
- Pengunaan helm standart. Dulu sebelum tahun 2000 penggunaan helm yang biasa disebut helm ‘cebuk’ banyak digunakan. Sedangkan tahun 2000-an pengguna helm standart meningkat, dengan alasan keamanan, keselamatan dll. Namun, kini selain masih tren helm standart,tapi model hel standart yg aneh2 dan bermacam-macam lebih digemari.
FASHION
- Rambut era 2000-an untuk gender cowok model awut-awutan tidak disisir lebih tren. Untuk gender wanita pada awalnya sempat tren dilurusin, lalu keriting gantung dan juga sempat in hair extension.
- Pemasangan kawat gigi semakin booming, dan sekarang bukan hanya demi kesehatan tapi juga untuk gaya. Para pria pun banyak juga yg menggunakannya.
- Kacamata frame tebal semakin digemari, serasa kembali ke jaman oldies. Tapi masih sebatas untuk gaya, bukan kacamata minus sehari-hari.
- Sejak 2000-an celana pensil yang semakin kecil dan sempit di bagian bawahnya, kini semakin booming. Sebelumnya para remaja lebih menggemari model cut bray, lurus biasa, longgar. Dan pada model pingganya lg tren model hipster.
- Sepatu sneakers disukai remaja. Modelnya seperti sepatu-sepatu jaman dulu
- Dulu sandal jepit aja sandal biasa, sedangkan sekarang, orang2 dengan SES midle up lebih memilih sandal karet merk ‘crocs’ yang sampai sekarang model2nya diadaptasi oleh merk2 lain.
FOOD
- Mulai era 2000-an banyak masyarakat yg lebih memilih makanan cepat saji, fast food, junk food, atau delivery dengan alasan hemat waktu, kenyamanan, dan kemudahan sehingga mereka semakin malas.
- Minuman kemasan yang menawarkan bermacam-macam manfaat & diangap praktis, sehat, higiene, dan harganya rata-rata standar lebih banyak dipilih,apalagi oleh kaum muda dengan aktifitas tinggi
- Coffe shop jadi pilihan tempat nongkrong.
ENTERTAIN
- Musik dan film indie semakin marak oleh sineas-sineas muda yang selalu ingin berkarya. Apalagi sekarang banyak juga festival-festival film & musik indie di Indonesia.
- Reality show yang menyentuh emosi pemirsa televisi jadi disuka, meskipun semakin lama nampak seperti skenario saja.
- Sinetron semakin menggila di tahun 2000. Awalnya dipelopori oleh sinetron tersanjung yg episodenya tidak pernah usai dan terus bersambung.
- Grup band di Indonesia bertambah banyak dengan bermacam-macam gere lagunya.
ELEKTRONIK
- Mp3 banyak digemari sebagai pemutar musik praktis yang juga dapat menyimpan data dalam ukuran mini dan easy play.
- Akhir-akhir ini laptop sangat menjamur di kebanyakan lapisan masyarakat. Bukan hanya dulu eksekutif muda yang membutuhkan akses komputer cepat dan mudah, atau mahasiswa dengan mobilitas tinggi, tapi juga ibu-ibu rumah tangga di rumah.
- TV yang digemari sekarang ini kebanyakan adalah TV layar datar, tidak seperti dulu yang layarnya cembung.
- Pengguna TV parabola sekarang tidak hanya orang –orang kalangan atas saja sebagai penyedia sarana informasi global yang memanfaatkan fasilitas ini, tapi masyarakat kalangan menengah yang merasa mampu berlangganan banyak menggunakannya.
- Awal 2000-an masyarakat mengenal vcd film, bukan lagi menunggu kemunculannya di tv.
LIFESTYLE
- Di era 2000 ini semakin menjunjung tinggi kemudahan, kepraktisan, dan apapun yg mendukung mobilitas tinggi.
- Manusia juga lebih memilih sesuatu yang lebih personal daripada untuk komunal. Misalnya di bidang fashion adanya produksi kaos couple yang terbatas atau bahkan pesan secara khusus untuk dirinya sendiri.
- Kesibukan di luar rumah lebih banyak dipilih daripada hanya stay at home meskipun tetap beramai-ramai
- Internet dan semua yang ada pada dunia maya benar-benar mendominasi. Mulai dari awalnya kebiasaan masyarakat Indonesia yang dikenal tukang download sekarang-sekarang ini mulai ada kebiasaan baru untuk posting something di blog dan sejenisnya. Selain itu fungsi internet sekarang semakin berkembang hingga fungsi networking benar-benar dirasa erat oleh masyarakat, misalnya dengan adanya facebook atau bahkan chatting yang bisa membuat penggunanya lebih intens untuk berkomunikasi kepada seluruh orang di dunia, benar-benar serasa tiada jarak lagi antara ruang dan waktu.



*ordinarypeoplewithextraordinaryidea ;)

Wednesday, October 14, 2009

Strategic Planning of KA-POW! Resto.

1. Desicion-making proses at d’ last time we ate at d’mall food court:
Terakhir kali ke mall ya untuk jalan-jalan (hang out) belanja > trus lapar & memutuskan untuk makan besar > tapi mikir-mikir dulu enaknya makan menu apa > baru cari tempat dengan menu sesuai keinginan (makan mie di Meal Box). Carinya tempat yang sudah pernah didatangin tapi sepi,jadinya ndak antri > pertimbangan terakhir barulah harganya yang cocok.
2. Biasanya keluarga besar makan bersama-sama di food court, mereka sengaja ke malluntuk sekedar makan bersama sambil mempererat kekeluargaan di tem[at ramai seperti food court.
3. Target market Chi Hung seharusnya sudah mengerucut. Saran kami KA-POW! milik Chi Hung target pasar restorannya harus mengambil sasaran tertentu, seperti restoran keluarga (family resto), schoolers hang out, atau yang lain yang merupakan tempat makan rame-rame. Karena sebagai food court yang di setting untuk gathering rame-rame orang banyak rasanya lebih cocok, karena kebanyakan mereka tiap harinya ‘mall walking ritual’. Jadi Chi Hung lebih baik jangan mengambil resiko untuk mencoba satu-satu target pasarnya,karena itu membuang waktu.
4. Menurutku KA-POW! seharusnya menawarkan program take out namun tanpa delivery, karena ini termasuk restoran baru sebaiknya calon pelanggan tahu tentang resto ini (menumbuhkan awarness) dengan datang & membeli langsung ke tempatnya. Untuk additional product sepertinya lebih asik lagi (misalkan produk-produk minuman ringan/coffe/teh sebagai teman nongkrong), karena hal ini bisa menumbuhkan target baru dengan alasan apapun untuk merasakan aditional product itu.
5. Cognitive - affective - conative
Awalnya menawarkan makanan kepada konsumen dengan mengedukasi masyarakat tentang bahan-bahan yang terkandung di dalamnya hingga ia berbeda dengan makanan sejenis di bidangnya. Penasaran dengan harga murah atau apapun yang dapat menarik perhatian konsumen juga dapat membatu awal kognitif ini. Kemudian konsumen akan merasakan secara langsung tentang rasa dari bentukan edukasi tadi, sehingga mereka bisa memilih dan merasakan kekurangn maupun kelebihan produk. Terakhir, jika konsumen merasa puas dengan produk yang ditawarkan, bisa jadi ia akan loyal terhadap produk atau sebaliknya.
Affective - conative - cognitif
Di sini pada awalnya konsumen dapat merasakan secara langsung sisi positif/negatif terhadap produk. Kemudian barulah ia memutuskan untuk membeli karena adanya rangsangan produk terhadap apa yang sudah ia rasakan tadi. Yang terakhir barulah ia mencari tahu lebih dalam tentang kandungan, manfaat, atau bahan-bahan yang terkandung di dalamnya.
Conative - cognitive – affective
Dimulai dengan dasar coba-coba, jadi konsumen awalnya memang benar-benar tidak mengetahui tentang produk ini, biasanya pada produk baru. Sehingga timbul rasa ingin tahu & penasaran lalu memutuskan untuk membelinya. Kemudian di tahap kofnitif disaat ia menggunakan produk dan mencari tahu apa saja tentang produk, misalnya bahan, nutrisi, manfaat, dll. Baru setelah itu ia memutuskan untuk selanjutnya menggunakan produk tersebut atau tidak.
6. Family
Saat bersama keluarga, yang terpenting adalah tempat yang nyaman dan harga yang lumayan terjangkau serta makanan yang dijual rata-rata lebih banyak makanan pokok yang mengenyangkan dibanding cemilan. Karena saat bersama keluarga biasanya memang untuk makan besar, berbeda bila berkumpul dengan teman-teman.
Tag line:
- Nikmati kebersamaan keluarga anda di setiap menunya
- Dengan bumbu istimewa dan rasa traditional kami menyajikan suasana baru untuk anda
- Kepuasan anda adalah ciri khas hidangan kami
Junior high
Biasanya anak SMP hanya quick visit saja meski berkomunal, tapi mereka lebih banyak berjalan-jalan, jarang untuk mampir ke food court. Jadi sediakan menu fast food dan soft drink untuk target ini. Kadang jika merasa nyaman, mereka enggan meninggalkan tempat itu. Strrateginya adalah sediakan fast food & soft drink , tempat yang nyaman, bahkan bonus untuk pembelian tertentu misalnya.
Tag line:
- Beli 3 dapat 1
- Perut kenyang harga tenang
- Get free drink in Monday
Senior high
Untuk target SMA sebaiknya sediakan tempat yang nyaman untuk bercengkrama dan bercanda bersama teman serta tidak membuat mereka bosan. Bisa juga disediakan layanan wi-fi sebagai bonus servis. Sediakan juga hidangan ringan yang tidak menguras kantong.


*ordinarypeoplewithextraordinaryidea ;)

Wednesday, September 16, 2009

we are ORDINARYPEOPLEWITHEXTRAORDINARYIDEA!

firmansyah w 3407100001
anggt p 3407100026
widyasari 3407100031
resti s 3407100082
NB: bwt smuany,jgn lupa yaa kasih komen,biar rameee. klu da kritik&saran sangat kami terima buangeet.

*ordinarypeoplewithextraordinaryidea ;)

DaILO

This is the daily life of our target, Ratna Nurlia.














Wednesday, September 9, 2009

STRATEGIC PLANNING

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Penanganan masalah sampah sudah menjadi isu dunia yang harus segera dikritisi dan ditindak lanjuti. Bukan lagi menjadi masalah lokal maupun nasional suatu negara, karena dimana-mana permasalahan ini telah menjadi perhatian khusus pemerintahannya. Di Indonesia sendiri telah banyak kampanye-kampanye untuk penanganan sampah dalam bentuk apapun, mulai dari daur ulang sampah anorganik maupun gerakan-gerakan bersih desa. Namun, kecenderungan masyarakat untuk membuang sampah sembarangan masih tinggi. Bukan berarti mereka tidak mengetahui bagaiman dan dimana sebaiknya membuang sampah, tetapi entah karena faktor malas atau memang mereka kurang peduli terhadap lingkungan yang setiap hari ditempatinya.
Fenomena miris yang terjadi, masyarakat yang membuang sampah sembarangan justru penduduk kota yang notabene mendapat pendidikan dan sosialisasi lebih baik daripada masyarakat desa yang dirasa distribusi pendidikannya masih kurang. Jika kita lihat, orang-orang desa justru lebih sering mengadakan kerja bakti ingkungan dibandingkan dengan orang kota di perumahan. Selain itu biasanya orang kota di tepian kali dan jembatan yang membuang sampah rumah tangga di bantaran sungai dekat rumah mereka. Hal seperti ini yang seharusnya diteliti lebih lanjut, dimana letak kesalahan penyuluhan maupun kampanye-kampanye mengenai sampah di lingkungan perkotaan.
Alasan mengapa mereka sering melakukannya pun beragam. Namun, dapat disimpulkan bahwa perilaku mereka yang seperti itu kebanyakan mengarah pada alasan kepraktisan dan malas. Jika ditanya secara langsung, kebanyakan mereka berkelit lupa dan tidak akan mengulanginya, tapi hal itu akan terulang lagi nantinya. Pembiasaan sejak dini pada anak-anak untuk hidup bersih dan peduli pada lingkungan memang kurang diterapkan di masyarakat kita.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang tersebut, diperoleh bahwa :
1. Masyarakat kota lebih cenderung untuk membuang sampah sembarangan meskipun taraf pendidikan mereka justru lebih tinggi dibanding orang desa.
2. kurang pembiasaan sejak dini pada anak-anak untuk peduli, tanggap, dan berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
3. Kurangnya sosialisasi kepada anak-anak tentang adanya sampah kering dan sampah basah yang seharusnya di pisah.

1.3 Batasan Masalah
Dari masalah-masalah yang ditemukan tentu diperlukan batasan yang akan dikerjakan dan dicari solusinya, karena tidak mungkin keseluruhan masalah akan dapat terselesaikan. Batasan tersebut yaitu :
a. Dalam judul perancangan ini tidak akan dibahas dan dikerjakan mengenai kampanye untuk anak usia pra sekolah, remaja, dan dewasa.
b. Dalam judul perancangan ini tidak akan dibahas lebih lanjut dan diselesaikan solusi mengapa pemerintah tidak peduli terhadap lingkungan khususnya masalah sampah.
c. Pada perancangan ini tidak membahas secara dalam tentang pendampingan orang tua atau guru terhadap anak-anak ketika berada di rumah maupun di sekolah.

1.4 Rumusan Masalah
Dari sedikit uraian diatas, maka didapatkan beberapa permasalahan untuk diangkat dalam studi ini yaitu: “ Bagaimana menciptakan sebuah rangkaian komunikasi visual yang tepat sebagai upaya membangun kesadaran tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya serta membedakan jenis sampah terhadap anak-anak melalui media sehingga dapat membantu penyampaian informasi secara efektif sesuai dengan target ? “.

1.5 Ruang Lingkup
a. Ruang Lingkup Studi
1. Pada perancangan ini penelitian dilakukan dengan cara pendekatan ilmu psikologi, ilmu komunikasi,serta desain komunikasi visual.
2. Pada Perancangan ini target audiens media kampanye yaitu anak-anak usia 8-12 tahun. Analisa audiens dilakukan baik dari segi perkembangan fisik maupun psikologi guna mengetahui sifat dan karakter untuk melakukan pendekatan secara emosional dalam komunikasi tersebut.
3. Pencarian komunikasi yang tepat untuk diaplikasikan pada media kampanye untuk anak.
4. Pada perancangan ini ruang lingkup kampanye ini adalah wilayah Surabaya.


b. Output
Pada judul perancangan ini diharapkan terciptanya outputoutput sebagai berikut :
• Iklan televisi
• Iklan koran
• Iklan majalah
• Liputan di televisi lokal
• Billboard
• Banner
• Internet
• Poster
• Merchandising(buku, sticker, gantungan kunci)

1.6 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas perancangan ini adalah memberikan media kampanye yang tepat dan mudah dipahami oleh anak sehingga pesan tersampaikan. Tujuan utama kampanye adalah melakukan pembelajaran sejak masih usia dini dan diharapkan bisa membentuk mental anak-anak supaya dapat membangun kesadaran tentang pentingnya kebiasaan membuang sampah pada tempatnya serta membedakan jenis sampah.

1.7 Manfaat Penelitian
Sebuah perancangan media komunikasi visual kampanye bisa masuk dalam ilmu komunikasi visual, dimana dalam penerapannya dapat memberikan pesan kepada audiens melalui dukungan visual yang lebih mudah dicerna daripada panca indra lainnya. Judul ini diharapkan dapat menjadi sebuah perwakilan dari kompetensi diri selama menjalankan studi, serta nantinya menjadi suatu kebanggaan bagi jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

BAB II
STUDI PUSTAKA


2.1. Kajian tentang Sampah
2.1.1 Pengertian Sampah
"Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan". Berdasarkan kamus istilah lingkungan (1994).
Sampah dapat berada pada setiap fase materi padat, cair, atau gas. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

2.1.2 Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan
a. Dampak terhadap Kesehatan
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
• Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah.
• Penyakit jamur dapat juga menyebar, misalnya jamur kulit.
• Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.
b. Dampak terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
c. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
• Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
• Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
• Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
• Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
• Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air.

2.1.3 Sumber-sumber Sampah
Antara lain rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar dll.

2.1.4 Jenis-jenis Sampah
1. Berdasarkan sumbernya, yaitu Sampah alam, Sampah manusia, Sampah konsumsi, Sampah nuklir, Sampah industri, Sampah pertambangan.
2. Secara umum, sampah padat dapat dibagi 3, yaitu :
• Sampah Anorganik/kering, contohnya logam, besi, kaleng, plastik, kertas, koran, karton, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami pembususkan secara alami.
• Sampah Organik/basah, contohnya sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
• Sampah berbahaya, contohnya Baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll.
3. Sampah Manusia, seperti feses dan urin.
4. Sampah Konsumsi
5. Sampah nuklir

2.2 Kajian tentang Anak
2.2.1 Teori Tentang Anak-anak
Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat di mana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, antara usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk wanita dan empat belas tahun untuk pria. Setelah anak matang secara seksual, maka ia disebut remaja.
Anak didefinisikan sebagai manusia yang berusia 18 bulan sampai 13 tahun. Masa anak adalah satu tahapan utama dalam perkembangan manusia. (Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 3, PT. Cipta Adi Pustaka, Jakarta).
Prof. Kohnstamm dalam bukunya Pribadi dalam Perkembangan (Persoonlijkheid in Wording) membagi-bagi masa perkembangan dilihat dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia seperti pembagian di bawah ini :
Pada anak usia sekolah dasar, anak-anak cenderung mengungkapkan sesuatu dengan lebih jujur dalam ungkapannya yang disebabkan oleh keinginan dan harapan untuk mengalami sesuatu yang unik. Menurut para ahli anak –anak pada usia 8-12 tahun merupakan pengamat yang teliti dan serius karena pandangan yang realistis terhadap dunia, serta perhatian yang serius terhadap segala sesuatu yang terjadi disekitar mereka, serta anak usia 8-10 tahun mulai mampu mempertimbangkan pandangannya sendiridan pandangan orang lain secara bersamaan. (Desmita,” Psikologi Perkembangan”Bandung; Rosda Karya,2005).

2.2.2 Perkembangan Anak
Perkembangan Fisik (Motorik)
• Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
• Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan motorik kasar merupakan kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar.
• Perkembangan Emosi
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya.
• Perkembangan Kognitif
Pada aspek koginitif, perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya.
• Perkembangan Psikososial
Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman sebayanya.

2.2.3 Kemampuan Anak pada Usia 6-13 tahapan Sekolah Dasar
1. Periode Sekolah Dasar Tahun Pertama dan Kedua (Usia 6-7 Tahun)
• Mampu membaca beberapa cerita yang terkenal
• Mampu mengucapkan kata yang belum/baru dikenal
• Menggunakan gambar atau kata-kata untuk mengungkapkan kalimat yang baru dikenal
• Menggunakan beberapa tanda baca yang telah dikenal dan huruf kapital dalam tulisannya
2. Periode Sekolah Dasar Tahun Ketiga dan Keempat (Usia 7-8 Tahun)
• Membaca buku lebih lama tanpa bantuan
• Membaca buku dengan keras disertai mimik dan ekspresi
• Menggunakan bahasa dan gambar untuk mengungkapkan kalimat yang belum dikenal
• Memahami konsep paragraf dan mulai diterapkannya dalam menulis
• Menggunakan tanda baca dengan benar
3. Periode Sekolah Tingkat 4-8 (Usia 8-13 Tahun)
• Mengeksplorasi dan memahami berbagai jenis tulisan seperti bibliografi, puisi, dan cerita fiksi
• Mengeksplorasi dan memahami jenis tulisan bergaya narasi, persuasi dan eksposisi
• Membaca kemudian menarik kesimpulan dari sebuah bacaan, contoh buku pelajaran
• Mengidentifikasi jenis pidato dan gaya bahasa (seperti metafora)
• Mengidentifikasi secara tepat unsur penting dari suatu cerita seperti waktu, tempat, plot, permasalahan

2.3 Kajian Komunikasi Visual
2.3.1 Pengertian Komunikasi
Dalam sisi psikologi, pakar psikologi komunikasi mengartikan komunikasi sebagai ”The procees by which a individual (the communicator) transmits stiuli (usually verbal) to modify the behaviour of other individuals (audiences)”. Dalam kamus psikologi, Dictionary Behavioural Science, disebutkan 6 pengertian komunikasi, yaitu :
1. Sampainya perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti halnya sistem syaraf atau penyampaian gelombang suara.
2. Penyampaian atau penerimaan sinyal ataupesan oleh organisme.
3. Pesan yang disampaikan.
4. Proses dimana satu system mempengaruhi system yang lain melalaui pengaturan –pengaturan sinyal yang disampaikan (teori komunikasi).
5. Pengaruh suatu pesona wilayah satu dengan wilayah lain sehingga perubahan dalam suatu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain.
6. Pesan pasien dalam psikoterapi.

2.3.2 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi pada hakekatnya adalah suatu perencanaan serta manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktek operasionalnya.
Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana mengubah sikap,
b. Mengubah opini,
c. Mengubah perilaku.

2.3.3 Komunikasi Massa
Dalam melakukan sebuah kampanye iklan berarti kita melakukan sebuah kegiatan komunikasi yang bersifat massa. Hal ini berarti komunikasi yang tidak langsung tetapi melalui media yang disampaikan kepada publik, dijelaskan sebagai berikut :
“Pada komunikasi interpersonal unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa, unsur istilah yang penting.” Artinya jika kita berbicara dengan teman, pesan yang disampaikan tidak berstruktur, tidak sistematis, dan sukar disimpan dan dilihat kembali. Jika didalam komunikasi interpersonal yang menentukan efektifitas bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusiawi. Sedangkan dalam komunikasi massa yang menentukan adalah struktur.

2.3.4 Komunikasi Terhadap Anak-anak
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan agar suatu produk / jasa dapat sukses membidik pasar anak adalah sebagai berikut :
1. Attention
Seberapa jauh anak atau orang tuanya tertarik pada produk / jasa untuk anak yang dikemas sesuai dengan keinginan anak-anak dan juga sesuai dengan keinginan orang tua untuk mendapatkan apa yang ditawarkan oleh produk / jasa tersebut.
2. Comprehension
Seberapa jauh suatu konsep dapat dengan mudah dimengerti oleh anak-anak. Anak dengan usia 7 tahun kebawah sangat peduli dengan visualisasi yang mudah dimengerti. Konsep untuk anak usia 7 tahun keatas harus lebih integrative karena mereka mempunyai kemampuan kognitif dan tertarik pada isi verbal.
3. Involvment
Seberapa jauh anak-anak bisa dilibatkan, yang akan menentukan disini keterlibatan itu adalah bagaimana produk / jasa atau program diberikan dengan fun, play value, pleasure, taste, dan sebagainya.



2.3.5 Visual
Pembahasan mengenai pesan non verbal atau visualsanagt penting karena dapat mempengaruhi proses penciptaan visual dalam kampanye yang akan dirancang. Pesan non verbal berfungsi antara lain untuk repetisi , subtitusi, kontradiksi, komplemen, aksentuasi

2.4 Kajian Periklanan
2.4.1 Media
Media periklanan meliputi segenap yang dapat memuat serta membawa pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak. Hampir semua jenis media didarat, laut, serta angkasa telah dapat dimanfaatkan untuk dapat mendekati target segment. Diperlukan kecermatan dalam pemilihan untuk beriklan, sehingga benar-benar dapat diandalkan. Berikut adalah jenis-jenis media iklan:
a. Above The Line
Disebut juga iklan yang mengharuskan pengiklan untuk mengeluarkan komisi, dan biro iklan yang mengelolanya harus mendapatkan pengakuan dari lembaga asosiasi pemilik media. Misalnya saja :
1. Televisi
2. Press/ pers (koran/majalah)
3. Radio
4. Lembaga jasa outdoor/ luar ruang
5. Bioskop/cinema
b. Below The Line
Iklan pada media ini tidak memerlukan pengeluaran biaya khusus dalam beriklan. Misalnya saja iklan dalam pameran/eksebisi, direct mail, yang dikirim langsung kerumah-rumah melalui pos, catalog, literatur, dll. Iklan pada media memiliki banyak kelebihan, karena masyarakat dapat mengambil manfaatnya, contoh nyata adalah kemasan/packaging yang menjadi point of sale.
Contoh below the line yang banyak dipakai adalah:
1. Poster
2. Buletin
3. Brosur/bookle
4. Sticker
5. Stand/counter penjualan, dll.

c. Trough The Line
Trough the line adalah pemanfaatan semua media yang ada berdasarkan Point of contact yang sesuai dengan perilaku konsumen untuk mencapai tujuan sosialisasi periklanan. Point of contact adalah penelusuran kegiatan target segment sehari-hari, sehingga memungkinkan kita untuk menemukan media apa saja yang efektif.
Pemanfaatan Point of contact yang sesuai dengan perilaku konsumen mempermudah pencapaian tujuan dari sosialisasi.

2.5 Media Komunikasi Visual
Media komunikasi visual yang digunakan dapat berupa iklan majalah, iklan televisi, poster, dan selebaran. Media-media tersebut merupakan produk-produk yang bisa dihasilkan dari pekerjaan desain komunikasi visual dan termasuk katagori dokumen yang bersifat persuasif. Selain itu, ada beberapa media yang bersifat persuasif ini antara lain adalah iklan, undangan, permohonan undangan, prospectus, brosur.
Selain dokumen yang bersifat persuasif produk-produk lain yang bisa dihasilkan dari pekerjaan desain komunikasi visual dapat dikelompokkan dalam beberapa katagori, antara lain :
1. Dokumen yang menunjukkan identitas , seperti kartu nama, sertifikat dan ijazah, label dan tag.
2. Dokumen yang memberikan Informasi, seperti brosur, rencana pengajaran, proposal, jadwal, daftar produk, program, lembaran kerja, laporan.
3. Publikasi berkala dan tidak berkala, seperti newsletter, majalah, laporan penelitian, jurnal, bulletin, tabloid, koran dinding, pengumuman.
4. Dokumen yang menghendaki jawaban, seperti daftar isian riwayat hidup, formulir, lembar soal, kuesioner, lembar isian.
5. Dokumen yang memberikan referensi, seperti kalender, direktori, buku telepon, daftar barang, jadwal, buku alamat.
6. Dokumen yang menunjukkan suatu proses, seperti kurikulum, manual kerja, manual latihan, prosedur latihan, petunjuk, resep masakan.
Karena media tersebut termasuk produk dari desain komunikasi visual maka perlulah kiranya untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual serta hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan poster itu sendiri, antara lain Prinsip-prinsip Desain Grafis, Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual dan Cara Pembuatan Media Komunikasi Visual Poster.

2.5.1 Prinsip-prinsip Desain Komunikasi Visual
Prinsip-prinsip yang diperlukan dalam suatu desain grafis adalah Kesederhanaan, Keseimbangan, Kesatuan, Penekanan (aksentuasi), Irama (repetisi).

2.5.2 Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual
Yang termasuk elemen-elemen desain grafis antara lain adalah Garis, Bentuk, Ruang, Tekstur , serta Warna.


BAB III
KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN


3.1 Segmentasi, Target Audiensi, dan Positioning
Segmentasi sasaran dikhususkan pada siswa sekolah dasar, karena anak SD masih mudah belajar dan taat peraturan. Semakin dini usia audiens, maka diharapkan ada pemahaman secara penuh tentang kebiasaan baik membuang sampah pada tempatnya. Sehingga semakin masuk tertanam pada benak mereka dan berjalan lebih efektif.
Karakteristik target audience:
Demografis : laki-laki dan perempuan
: usia 7 – 12 tahun
: Pelajar dengan pendidikan SD
Geografis : perkotaan (Surabaya)
Psikografis : SES menengah ke atas
: kegiatan sehari-hari sekolah & aktif berkegiatan
: suka bermain, berkelompok
: banyak menghabiskan waktu di luar ruangan, bermain bersama
AIO : activity (belajar, bermain); interest (permainan, tokoh kartun); opini (-).
Positioning kampanye ini sebagai penggugah hati masyarakat yang disasar pada anak-anak dengan karakteristik target di atas. Agar sadar akan dampak negatif sampah, apalagi bila dibuang sembarangan. Event ini diposisikan sebagai penggerak untuk peduli lingkungan, apalagi isu eco live semakin gencar.

3.2 Strategi Perancangan
Analisa SWOT kampanye kebersihan lingkungan “Ayo Bedakan Sampahmu!” :
S (Strength) : Kemauan klien untuk peduli kebersihan lingkungan dengan mengadakan kegiatan kampanye ini sangat kuat.
W (Weakness) : Penggalangan dana untuk kegiatan sosial sperti ini sangat susah. Seharusnya pemerintah mendukung penuh dan mendanai kampanye ini.
O (Opportunity) : Program kampanye untuk kebersihan lingkungan banyak digalakkan, terutama oleh LSM lingkungan hidup, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelangsungan program ini akan banyak yang mendukung apalagi dari pemerintah daerah kota Surabaya.
T (Thread) : Butuh daya dan upaya yang keras untuk menggerakkan kemauan masyarakat agar sudi berperan aktif dalam kegiatan ini karena menyangkut kebiasaan perilaku.
3.2.1 Strategi Komunikasi
Kampanye Gerakan Buang Sampah ini ditujukan kepada siswa SD yang mudah belajar, sehingga mereka peduli dan tanggap terhadap sampah di lingkungannya. Kampanye ini diadakan untuk mendukung program kebersihan dan pertamanan kota. Agar konsep ini menarik, dibuat gerakan “Ayo Bedakan Sampahmu!”, yaitu membedakan sampah organik dan anorganik pada tempat sampah yang sudah diberi label khusus sebagai pembeda tempat sampah. Pada launching awal event ini benar-benar ditanamkan pentingnya membuang sampah, agar kesadaran adik-adik SD ini tersentuh, dan diharapkan gerakan ini dapat belangsung selamanya.
Penggunaan keyword “Ayo Bedakan Sampahmu!” digunakan karena biasanya kalimat ajakan seperti ini yang tidak memerintah secara kasar tetapi mengajak dengan halus dan bersahabat biasanya lebih didengar anak-anak.

3.2.2 Strategi Visual
• Adanya tokoh karakter sebagai penyampai pesan dengan visual yang lucu dan sederhana.
• Penggunaan layout dan warna-warna cerah untuk anak-anak
• Perbedaan warna sebagai pembeda tempat sampah organik dengan anorganik yang dikemas dengan image karakternya.

3.2.3 Studi Komparator dan Kompetitor
Untuk studi kompetitor kami belum menemukan hal yang sama persis di Surabaya. Namun, untuk komparator, di sebuah SMA di kabupaten Gresik juga telah ada kegiatan pembedaan tempat sampah antara organik dengan anorganik sejak 2 tahun lalu. Tetapi di sana kurang berjalan baik meski tempatnya sudah dibedakan, masih juga ada siswa nakal dan usil yang pada usianya lebih cenderung membangkang.

3.2.4 Indikator Keberhasilan
• Anak-anak usia sekolah dasar paham benar tentang dampak negatif sampah di lingkungan, khususnya untuk mereka.
• Anak-anak usia sekolah dasar yang cepat belajar peduli dan tanggap pada fenomena sampah di lingkungannya.
• Anak-anak mengerti benar pemisahan sampah organik dan anorganik.
• Kebersihan lingkungan sekolah dasar yang dituju meningkat.


3.2.5 Jangka Waktu
Dari awal kemunculan kampanye ini, akan di evaluasi pada tiga bulan pertama untuk melihat sikap dan antusias anak-anak sekolah dasar tersebut. Kemudian tiga bulan setelah itu dapat dilakukan kampanye biasa. Momentum awal dapat dibarengkan dengan hari bumi.

3.3 Strategi Perencanaan Iklan
• Jenis audiensi iklan : untuk consumer
• Tipe pengiklan : local
• Fungsi iklan : non produk, direct action, primary add

3.3.1 Klasifikasi dan Perencanaan Iklan
Awal strategi periklanan kampanye ini, diadakan spesial event dibeberapa sekolah dasar di kota Surabaya yang dirasa masih kurang kebersihannya. Di sini akan digunakan beberapa media, baik lini bawah maupun lini atas. Fungsinya juga sebagai pencitraan.
Pada tiga bulan pertama diadakan evaluasi yang juga menggunakan media iklan dan merchandising. Untuk 2x3 bulan berikutnya hanya menggunakan belanja iklan cetak saja agar dapat diketahui masyarakat.
3.3.2 Perencanaan Media dan Budget
1. Event kampanye
Above the line : Belanja iklan televisi, iklan koran, iklan majalah dan liputan di televisi lokal, billboard.
Below the line : Banner, internet, poster, dan merchandising(buku, sticker, gantungan kunci)
Budget awal menghabiskan 70% dari total biaya yang dimiliki karena pengeluaran banyak pada belanja iklan.
2. Tiga bulan pertama
Belanja iklan, koran, majalah anak dan merchandising.
Menghabiskan kurang lebih 14% dari total biaya yang dimiliki.
3. 2x3 bulan selanjutnya
Hanya digunakan untuk belanja iklan, koran, dan majalah anak karena hanya sebagai pemberian tahuan kepada masyarakat.