Thursday, November 19, 2009

Youth Culture

Analisa Film Berdasarkan Youth Culture



Sinopsis Film 30 hari Mencari Cinta :
Judul Film                      : 30 hari Mencari Cinta
Tahun                            : 2004
Diterbitkan oleh             : Rexinema
Jenis Film                      : Comedy/romantic

Penulis Skrip                 : Upi Avianto
Pemeran Film               : Agnes, Dinna Olivia, Nirina Zubir, Rivaldo Stokhorst, Vino Govianni, Aga, Eross   Candra(so7)

                                   Tiga orang wanita yang bersahabat sejak di SMA: Keke, Gwen dan Olin, ketika kuliah tinggal bersama di rumah milik orangtua Olin. Keke kuliah di jurusan PR, Olin di Bisnis, dan Gwen ambil Desain Grafis. Sepulang kuliah mereka nongkrong di cafe penjual pizza, lalu menyewa VCD dan nonton bersama di rumah. Itulah kegiatan rutin mereka setiap hari.

                                    Suatu hari, seusai menonton VCD romantis, Keke menangis tersedu-sedu karena baru menyadari bahwa mereka hidup tanpa cowok, atau pacar. Ketiganya seperti terbangun dari tidur yang panjang. Mereka sadar bahwa satu-satunya cowok yang dekat dengan mereka adalah Bono, cowok tetangga yang keren, tapi cara berpikirnya seperti orang yang lahir dari planet berbeda.

                                  Keinginan mereka untuk punya cowok semakin bulat, setelah geng musuh yang dipimpin Barbara menyebut mereka lesbian! Akhirnya mereka sepakat akan go public. Mulai Jumat depan, mereka akandugem di club yang paling top dengan target mencari pacar. Menjelang "Jumat Gaul" perdana, mereka sibuk mencari baju, meniru gaya dandan yang lagi trend, belajar gaya disko paling mutakhir dari MTV, yang penting bisa tampil gaya.

                                  Ternyata Jumat itu tidak seperti yang mereka impikan. Gaya disko mereka ternyata bikin rusuh. Keke menumpahkan minuman ke pangkuan seorang cowok. Gwen yang pakai sepatu tinggi, jatuh terjerembab di depan cowok-cowok. Sementara Olin penyakit asmanya kambuh sehingga bikin repot orang banyak. Hasilnya, boro-boro dapat pacar, cowok-cowok pun tak ada yang tertarik pada mereka.

                                  Mereka lalu taruhan, dalam waktu 30 hari harus punya pacar. Niat yang awalnya dijalani secara fun akhirnya berkembang jadi serius. Akhirnya banyak kegiatan yang biasa mereka lakukan bersama, sudah ditinggalkan. Masing-masing sibuk mencari cara tercepat untuk mendapatkan cowok. Dalam urusan mencari cowok ini membuat hubungan mereka jadi renggang. Hidup mereka penuh kepura-puraan. Ada yang pura-pura kencan dengan cowok, padahal cuma nonton sendirian di bioskop. Semua itu membuat mereka semakin jauh dan kesepian.

                                    Di minggu ketiga mereka sudah mendapatkan cowok yang kira-kira cocok, tapi bukan berarti tanpa masalah. Olin kesengsem berat pada Erik yang tampangnya mirip bintang F4, Jerry Yan, tapi pemuda pemalu yang lemah lembut ini belum juga menyatakan cintanya. Sementara Keke dibuat pusing dengan ulah Brian yang selalu terobsesi pada urusan seks. Gwen menjalin hubungan dengan Axel, anggota band metal, yang peminum alkohol dan bau badan karena jarang mandi.

                                   Ternyata punya cowok sama buruknya dengan tidak punya. Ketiganya sedih dan saling merindukan saru sama lain. Tepat di hari ke-30 ketiganya saling jujur dan terbuka mengungkap apa yang sebenarnya terjadi selama ini.




Analisa Film :
Dalam film 30 hari Mencari Cinta, terdapat banyak masalah yang terjadi serta muncul berbagai konflik mulai dari konflik ringan maupun berat. Film ini berusaha untuk mengangkat beberapa masalah yang terjadi dalam kehidupan anak muda di kesehariannya. Masalah yang diangkat dalam film ini antara lain adalah masalah persahabatan, percintaan, budaya keseharian, dan masalah mental.
Masalah persahabatan di sini terjadi ketika mereka bertiga (Nirina sebagai Gwen, Dinna sebagai Keke, Maria sebagai Olin) menjalin sebuah persahabatan yang erat dan mereka dan tinggal serumah. Hingga pada akhirnya ada salah seorang temen mereka yang menganggap mereka bertiga sebagai cewek lesbian. Di sinilah konflik mulai terjadi, mereka tidak terima ketika dianggap sebagai cewek lesbian. Akhirnya mereka memutuskan sebuah perjanjian untuk bersaing dalam mencari cinta dalam waktu 30 hari. Selama 30 hari perjalanan persaingan pencarian cinta, mereka banyak sekali menemukan hambatan dan rintangan. Setiap cowok yang mereka “gaet”, mereka selalu mendapatkan cowok yang tidak benar. Mereka benar-benar merasa ketidaknyamanan itu dan akhirnya mereka saling meminta maaf dan kembali menjalin persahabatan yang sempat pecah karena pesaingan pencarian cinta.
 Masalah persahabatan yang diangkat dalam film 30 hari Mencari Cinta, banyak sekali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya kebanyakan para anak muda melakukan persaingan  dalam hal pencarian cinta. Bahkan mereka rela mengorbankan sebuah persahabatan atau pun keluarga untuk mendapatkan cintanya. Dan ujung-ujungnya pasti akan berakhir dengan permusuhan. Pada kenyataannya hal ini sebenarnya tidak perlu dilakukan oleh anak muda. Memang segalanya membutuhkan cinta, namun cinta bukanlah segalanya. Jadi cinta itu akan datang disaat yang tepat dan tidak perlu kita mengorbankan sebuah persahabatan hanya karena masalah cinta.
Masalah Percintaan di sini terjadi ketika mereka berusaha untuk mencari cinta dengan cara persaingan yang tidak sehat atau kesannya seperti taruhan yang  pada akhirnya  bukanlah cinta yang mereka dapatkan namun rasa ketidaknyamanan dan perpecahan persahabatan. Masalah ini sama halnya dengan apa yang di alami anak muda dalam kehidupan sehari-hari. Segala sesuatunya yang diawali dengan niatan yang buruk maka hasilnya akan buruk juga. Sehingga jika kita ingin berhasil mendapatkan cinta harus dilakukan dengan cara yang sehat dan tanpa melakukan sebuah persaingan.
Film ini banyak sekali mengangkat masalah budaya anak muda dalam kesehariannya. Film ini menampilkan anak muda yang kebanyakan selalu menyelesaikan masalahnya dengan cara persaingan yang tidak sehat. Tak ada yang mau mengalah dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Kebanyakan anak muda merasa bangga dan senang jika dianggap hebat karena memenangkan suatu persaingan, namun ketika mereka mengalami kekalahan, mental mereka langsung mengalami penurunan dan cenderung tidak mau menerima atas kekalahan itu. Masalah budaya anak muda yang lainnya adalah film ini juga memunculkan setting di tempat-tempat clubbing atau dugem. Saat ini banyak para anak muda yang sudah berani menginjakkan kakinya di dunia clubbing yang kebanyakan akan memberikan dampak negatif terhadap anak muda.

Sisi positif dan negatif film dari film 30 hari Mencari Cinta
Sisi Positif
·         Sisi positifnya film ini adalah dapat mengangkat beberapa masalah yang terjadi di kalangan anak muda
·         Muncul berbagai konflik-konflik yang menarik yang timbul akibat beberapa masalah
·         Film ini juga mengangkat ide cerita yang menarik yang belum pernah diangkat pada film-film sebelumnya
·         Film ini banyak mengajarkan kepada anak muda apa arti sebuah persahabatan sehingga anak muda tidak perlu mengorbankan sebuah persahabatan hanya karena masalah cinta

Sisi Negatif
·         Sisi negatif film ini adalah film ini memunculkan adegan yang mendekati ke arah seksual. Hal inilah yang akan membuat anak muda mencontoh adegan dalam film ini sehingga anak muda akan mengalami couriousity atau dewasa sebelum waktunya.
Pengaruh film 30 hari Mencari Cinta terhadap Anak Muda
Film ini sebenarnya tidak memberikan pengaruh terhadap anak muda, justru sebaliknya film ini yang mengangkat masalah yang ada di kalangan anak muda saat ini. Selain itu kebanyakan tanyangan audio visual yang memberikan dampak negatif terhadap anak muda adalah tayangan sinetron televisi bukan film bioskop. Namun jika dilihat dari segi persahabatan, film ini dapat memberikan gambaran kepada anak muda yaitu janganlah terlalu cepat untuk memutuskan segala sesuatu demi percintaan hingga pada akhirnya harus mengorbankan sebuah persahabatan.



*ordinarypeoplewithextraordinaryidea ;)

0 comments:

Post a Comment